Marsinah Diusulkan Jadi Pahlawan Buruh


Jombang (Beritajombang.net) - Pejuang buruh perempuan asal Kabupaten Nganjuk, Marsinah, diusulkan menjadi pahlawan.

Hal itu dilontarkan oleh LSM Masyarakat Ahimsa usai peringatan Hari Buruh Sedunia atau Mayday di makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ponpes Tebuireng, Jombang, Rabu (1/5/2013).

"Marsinah adalah lambang dari perlawanan kaum perempuan tertindas dan kemanusiaan melawan pemodal dan negara kapitalis beserta segala aparatus represifnya. Dia dibunuh saat memperjuangkan hak kaum buruh. Jadi sangat layak kalau Marsinah menjadi pahlawan," kata Luluk Nur Hamida, aktivis 'Masyarakat Ahimsa'.

Luluk menceritakan, Marsinah ditemukan tewas di sebuah gubuk di Hutan Wilangan, Nganjuk, pada tanggal 9 Mei 1993. Kondisinya begitu mengerikan. Kemaluan hancur, tulang panggul dan lehernya remuk, perutnya mengalami luka tertusuk sedalam 20 sentimeter, sekujur tubuhnya penuh memar, lengan dan pahanya lecet.

Sebelum ditemukan mati, buruh PT Catur Putra Surya (CPS), Porong, Sidoarjo, ini sedang berjuang bersama kawan-kawannya untuk perbaikan nasib. Dengan tangan terkepal, mereka menuntut kenaikan upah sesuai UMR (Upah Minimum Regional), cuti haid, cuti hamil, perhitungan upah lembur, dan pembubaran unit kerja SPSI yang dianggap tidak mewakili kepentingan buruh.

"Sekali lagi, sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan terhadap kaumnya, Marsinah layak menyandang gelar pahlawan," ujar Luluk yang juga Ketua PPKB (Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa), ini.

Pernyataan senada juga dilontarkan Ahmad Soim, Korwil KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia) Jawa Timur. Menurut Soim, Marsinah merupakan sosok buruh yang teguh memegang prinsip. Ketika rezim orde baru sedang kuat-kuatnya, perempuan asal Desa Nglundo Kecamatan Bagor, Nganjuk itu berani bersuara kritis. Ironisnya, perjuangan itu harus dibayar mahal, yakni Marsinah dibunuh oleh konspirasi jahat antara pemodal, negara, beserta alat represifnya. "Jadi Marsinah memang layak menyandang gelar pahlawan," ujarnya.

Soim melanjutkan, usai berziarah ke makam Gus Dur, ia bersama rombongan juga mendatangi makam Marsinah. Selain berziarah, KSBSI juga akan melakukan peletakan batu pertama patung Marsinah. Patung setinggi tiga meter itu didirikan di pintu masuk Desa Nglundo. Dengan begitu, semua orang akan tahun dan mengenang perjuangan buruh yang mati 20 tahun lalu itu.

"Monumen itu kami dirikan karena perhatian pemerintah terhadap keberadaan Marsinah sangat minim. Pemerintah pernah menjanjikan akan membuat patung tersebut, namun hingga kini tak kunjung terealisasi. Oleh karena itu, kami dari KSBSI mengumpulkan dana untuk membangun monumen itu," pungkas Soim usai berziarah di makam Gus Dur. [suf/ted]

Related News

Tidak ada komentar:

Leave a Reply